MAKALAH SISTEM SARAF PUSAT

MAKALAH SISTEM SARAF PUSAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem koordinasi/sistem saraf  merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Sistem saraf pusat memiliki peranan dalam mengatur berbagai aktivitas tubuh, termasuk di dalamnya yaitu menerima berbagai rangsangan sensorik, mengintegrasikan informasi satu dengan yang lain, mengambil keputusan dan menghasilkan aktivitas motorik tubuh (Tortora dan Derrickson, 2009). Dalam pengaturan koordinasi motorik di dalam tubuh terdapat keterlibatan dari berbagai daerah pada sistem saraf pusat meliputi korteks serebral yang menstimulasi kontraksi otot, serebelum yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu dari aktivitas motorik untuk menghasilkan efek yang cepat dari satu jaringan otot menuju jaringan otot lainnya, serta ganglia basal yang membantu merencanakan dan mengatur pola yang kompleks dari gerakan otot (Guyton dan Hall, 2006).
Sistem saraf pusat sangat rentan terhadap berbagai kondisi toksisitas yang diakibatkan oleh berbagai senyawa. Alkohol merupakan salah satu senyawa yang telah banyak diketahui memiliki aktivitas yang dapat menyebabkan terbentuknya lesi pada otak. Penggunaan berbagai jenis obat-obatan (seperti antikonvulsan, antineoplastik, garam litium dan inhibitor calcium), penyalahgunaan obat dan kecanduan, serta toksisitas yang berasal dari toksin di lingkungan juga mampu menyebabkan terjadinya kerusakan yang berujung pada gangguan pada sistem koordinasi tubuh (Manto, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud sistem saraf pusat.
2. Jelaskan pembagian sistem saraf pusat.
3. Bagaimana peranan sistem saraf pusat.















BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Saraf Pusat
Semua yang dilakukan tubuh terhubung dengan saraf. Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik, dan semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan seluruh tubuh. Sistem saraf bertugas mengoordinasikan setiap tindakan bagian tubuh dengan mengirimkan sinyal ke dan dari berbagai bagian tubuhnya. Bersama-sama, setiap organ ini bertanggung jawab untuk mengendalikan tubuh dan komunikasi di antara bagian-bagiannya. Contoh, saraf memberi tahu jantung untuk berdetak atau memberi tahu paru-paru untuk bernapas tanpa harus disadari.
Nama sistem saraf berasal dari "saraf", yang mana merupakan bundel silinder serat yang keluar dari otak dan central cord, dan bercabang-cabang untuk menginervasi setiap bagian tubuh (Kandel et al, 2000). Adapun sistem saraf terdiri dari dua macam yakni sistem saraf pusat (terdiri dari semua sel saraf, otak dan urat saraf tulang belakang) dan sistem saraf tepi (terdiri dari semua neuron yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan kelenjar- kelenjar, otot-otot dan reseptor sensorik). Sistem saraf tepi juga dibagi dua yakni sistem somatik dan sistem otonom (Semiun, 2006).
SSP berada di dalam rongga tubuh dorsal, dengan otak ditempatkan di rongga tengkorak dan sumsum tulang belakang di kanal tulang belakang. Pada vertebrata, otak dilindungi oleh tengkorak, sementara sumsum tulang belakang dilindungi oleh vertebrae. Otak dan sumsum tulang belakang keduanya ditutupi oleh membrane protektif yang bernama meninges (Anthea et. al, 1993). SSP memiliki fungsi untuk mengkoordinasi segala aktivitas bagian tubuh manusia. Dalam mengkoordinasi segala aktivitas tubuh manusia, SSP dibantu oleh sistem saraf perifer yang merupakan penghubung impuls dari SSP menuju sel organ efektor (Nugroho, 2012).
Sistem Saraf Pusat. Sistem saraf pusat merupakan pusat dari semua kendali dan regulasi pada tubuh dengan dua penggerak utamanya yakni otak dan sumsum tulang belakang.
Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke bagian sel saraf. Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian sumsum lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang belakang. Bagian Otak bisa ditemukan di bagian dalam tulang tengkorak, sedangkan bagian sumsum tulang belakang bisa ditemukan di dalam bagian ruas-ruas tulang belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak antara lain, yaitu:
1. Bagian materi kelabu (sering disebut dengan substansi grissea) yang proses pembentukannya dari bagian badan sel.
2. Bagian materi putih (sering disebut dengan substansi alba) yang proses pembentukannya dari bagian serabut saraf.
3. Jaringan ikat (sering disebut dengan sel-sel neuroglia) yang bisa ditemukan di bagian dalam sistem saraf pusat lebih detailnya terletak di antara bagian dari sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada bagian sistem saraf pusat ditemukan juga sebuah penghubung dinamakan sebagai jembatan varol yang terbentuk dari serabut saraf yang menjadi penghubung utama atara otak kecil bagian kiri dan juga otak kecil bagian kanan. Selanjutnya juga menjadi penghubung antara bagian otak besar dengan bagian sumsum tulang belakang. Jembatan varol mempunyai fungsi utama dalam membantu menghantarkan rangsangan dari kedua bagian yang bernama cereblum.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
a. Pia Meter, Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
b. Araknoid, disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis, semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
c. Dura mater, merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

B. Pembagian Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).
1. Otak (ensefalon )
Otak merupakan pusat saraf yang paling utama yang terletak didalam rongga tengkorak. Otak terdiri dari tiga bagian yakni: otak besar (serebrum), otak kecil (serebellum) dan sumsum lanjutan (medulla oblongata).
Otak manusia dibedakan atas tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
a. Otak Depan ( Prosensefalon )
Otak depan terdiri atas telensefalon dan diensepalon
1) Telensefalon
Telensefalon merupakan bagian otak yang berkembang secara cepat, baik menurut ukuran maupun kompleksitasnya.Komponen utamanya adalah sereberum dan bulbus olfaktori.
Sereberum atau otak besar merupakan bagian otak utama dan paling berkembang. Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan.
2) Diensefalon
Diensefalon terdapat di depan otak tengah. Bagian otak ini mengandung beberapa komponen, antara lain berupa talamus, hipotalamus, kelenjar pineal, dan kelenjar pituitari.
Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya.
b. Otak Tengah ( Mesensefalon )
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.



c. Otak Belakang ( Rhombensefalon )
Otak belakang merupakan bagian otak yang bersambungan dengan sumsum tulang belakang. Pada bagian otak ini terdapat beberapa komponen utama, yaitu serebelum, pons, dan medulla oblongata.
Serebelum atau otak kecil mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Jembatan varol atau pons varoli berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Sumsum sambung atau medulla oblongata berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
2. Sumsum Tulang Belakang ( Medula Spinalis )
Sumsum tulang belakang (sering disebut dengan medula spinalis) bisa ditemukan di bagian dalam tulang belakang. Sumsum tulang belakang dibedakan menjadi dua bagian, meliputi lapisan luar yang mempunyai warna putih dan juga lapisan dalam yang mempunyai warna kelabu.
Yang memberikan perlindungan sumsum tulang belakang adalah bagian tulang belakang atau pun bagian tulang punggung yang bertekstur keras. Tulang punggung sendiri mempunyai 33 ruas. Fungsi utama yang dimiliki ialah digunakan sebagai pusat gerak refleks.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.

C. Peranan Sistem Saraf Pusat
Di dalam peranan berbagai aktivitas tubuh manusia, sistem penghantaran rangasangan yang diperantarai oleh sistem saraf merupakan bagian penting yang mengatur homeostasis di dalam tubuh. Sistem saraf terdiri dari dua subdivisi besar, yaitu sistem saraf pusat, meliputi otak dan saraf tulang belakang, serta sistem saraf tepi yang meliputi seluruh jaringan saraf diluar dari sistem saraf pusat.
Sistem saraf pusat memiliki peranan dalam mengatur berbagai aktivitas tubuh, termasuk di dalamnya yaitu menerima berbagai rangsangan sensorik, mengintegrasikan informasi satu dengan yang lain, mengambil keputusan dan menghasilkan aktivitas motorik tubuh (Tortora dan Derrickson, 2009). Berdasarkan pembagian fungsinya, terdapat klasifikasi umum dari anatomi sistem saraf pusat, yaitu meliputi:
1. Korteks serebral, merupakan bagian otak yang paling besar, mengatur aktivitas sensorik (seperti somatosensorik, visual, auditori dan olfaktori), motorik, dan hubungan diantara keduanya. Area ini merupakan area penghubung yang memproses informasi dari daerah kortikal sensorik primer untuk menghasilkan fungsi kortikal yang lebih tinggi seperti aktivitas berpikir, memori, dan kesadaran.
2. Sistem limbik, merupakan gabungan dari beberapa daerah pada otak, meliputi formasi hipokampus, kompleks amigdala, septum, nuklei olfaktori, ganglia basal, dan beberapa nuklei pada diensefalon. Sistem limbik terletak di sekitar batas-batas subkortikal pada bagian pusat otak yang memiliki fungsi terkait dengan kompleksitas emosi dan motivasi. Namun, sesungguhnya oleh peneliti modern penggunaan kata sistem limbik dianggap kurang tepat karena berbagai daerah tersebut tidak berfungsi sebagai sistem. Masing-masing daerah memiliki fungsi tersendiri, seperti ganglia basal atau neostriatum yang merupakan bagian penting dari sistem motorik ekstrapiramidal yang mempengaruhi gerak motorik sadar
3. Diensefalon, terdiri dari empat komponen berbeda, meliputi talamus, subtalamus, hipotalamus, dan epitalamus. Bagian hipotalamus merupakan integrasi dari sistem endokrin dengan salah satu fungsi pentingnya adalah menghubungkan sistem saraf dengan sistem endokrin melalui kelenjar hipofisis. Talamus terlibat dalam fungsi untuk menyampaikan sinyal sensorik dan motorik ke korteks serebral, mengatur kesadaran, tidur serta kewaspadaan. Sementara epitalamus berfungsi menghubungkan antara sistem limbik ke bagian lain dari otak. Beberapa fungsi lainnya dari komponen diensefalon yaitu meliputi sekresi melantoin oleh kelenjar pineal serta regulasi jalur motorik dan emosi.
4. Otak tengah dan batang otak, termasuk di dalamnya adalah mesensefalon, pons, dan medula oblongata yang menghubungkan antara belahan otak dan talamus-hipotalamus dengan saraf tulang belakang. Daerah ini mengandung sebagian besar nuklei dari saraf kranial seiring dengan besarnya jumlah aliran dari dan menuju korteks dan saraf tulang belakang. Pada daerah ini juga terdapat sistem aktivasi retikuler yang merupakan bagian penting dari grey matter yang menghubungkan sinyal saraf sensorik tepi dan gerak motorik dengan level integrasi saraf yang lebih tinggi..
5. Serebelum, merupakan daerah dari pons posterior di belakang korteks serebral. Daerah ini memiliki peran penting dalam kegiatan belajar dan memori, serta beberapa fungsi viseral seperti pengaturan denyut jantung dan aliran darah.
6. Saraf tulang belakang, terbentang dari bagian akhir medula oblongata hingga akhir tulang belakang bagian bawah. Saraf tulang belakang mengandung sel saraf dan aliran saraf yang besar, sehingga memungkinkan pengoordinasian antara informasi sensorik yang didapatkan dari kulit, otot, sendi dan berbagai organ dalam dengan saraf motorik melalui sistem penghantaran sinyal primer sehingga memungkinkan adanya penerimaan dan pengiriman sinyal dengan level yang lebih cepat (Bloom, 2006).









BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem saraf pusat merupakan pusat dari semua kendali dan regulasi pada tubuh dengan dua penggerak utamanya yakni otak dan sumsum tulang belakang
2. Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian sumsum lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang belakang. Bagian Otak bisa ditemukan di bagian dalam tulang tengkorak, sedangkan bagian sumsum tulang belakang bisa ditemukan di dalam bagian ruas-ruas tulang belakang.
3. Sistem saraf pusat memiliki peranan dalam mengatur berbagai aktivitas tubuh, termasuk di dalamnya yaitu menerima berbagai rangsangan sensorik, mengintegrasikan informasi satu dengan yang lain, mengambil keputusan dan menghasilkan aktivitas motorik tubuh.








DAFTAR PUSTAKA

Kus Irianto, Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis, Bandung: Yrama, 2014.

Lis Widya Nur, Sistem Saraf Pada Manusia, Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Sari, 2013.

Mega, Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal, Medan: Fakultas Kedokteran USU, 2004.

Sinaga Erlintan dkk, Anatomi Fisiologi Manusia, Medan : FMIPA Unimed, 20011.

0 Response to "MAKALAH SISTEM SARAF PUSAT"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel