Makalah pesan non verbal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi
adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan symbol-simbol untuk
menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.[1] Komunikasi tak lain adalah proses take
and give berbagai makna diantara dua person.[2] Komunikasi merupakan proses penggunaan
tanda-tanda dan simbol-simbol yang mendatangkan makna bagi orang atau
orang-orang lain. Kelangsungan komunikasi tergantung pada macam-macam sistem
tanda dan lambang yang digunakan. Ada dua konsep utama yang mewarnai komunikasi
antarbudaya (interculture
communication), yaitu konsep kebudayaan dan konsep komunikasi. Hubungan
antara keduanya sangat kompleks. Budaya mempengaruhi komunikasi dan pada
gilirannya komunikasi turut menentukan, menciptakan dan memelihara realitas
budaya dari sebuah komunitas/kelompok budaya. Dengan kata lain, komunikasi dan
budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi
satu sama lain. Budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang
apa dan bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan
bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan
kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan.
Dalam
kebanyakan peristiwa komunikasi yang berlangsung, hampir selalu melibatkan
penggunaan lambang-lambang verbal dan non verbal secara bersama-sama. keduanya
, bahasa verbal dan non verbal, memiliki sifat masing-masing yang tidak dapat
dipisahkan.
Pesan yang disampaikan oleh pengirim
kepada penerima dapat dikemas secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal
tanpa kata-kata. Komunikasi yang pesannya dikemas secara verbal disebut komunikasi
verbal, sedangkan komunikasi yang pesannya dikemas secara nonverbal
disebut komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal
adalah penyampaian makna dengan menggunakan kata-kata. Sedang komunikasi
nonverbal tidak menggunakan kata-kata. Dalam komunikasi sehari-hari 35% berupa
komunikasi verbal dan 65% berupa komunikasi nonverbal..[3]
Komunikasi dapat terjadi
kalau makna simbol yang ada dalam diri seseorang juga mempunyai arti yang sama
bagi orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Salah satu masalah yang paling
sering terjadi dalam Komunikasi Antar Budaya adalah apabila terdapat perbedaan
pemberian makna terhadap simbol.
Dalam faktanya
penelitian telah menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara manusia dilakukan
secara non verbal. Banyak interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam
masyarakat yang berwujud nonverbal. Komunikasi nonverbal ialah menyampaikan
arti (pesan) yang meliputi ketidak hadiran symbol-simbol suara atau perwujudan
suara.Salah satu komunikasi non verbal ialah gerakan tubuh atau perilaku
kinetic, kelompok ini meliputi isyarat dan gerakan serta mimic. Cara kita
memuntir rambut atau menyentuh hidung, cara kita melipat tangan atau
menyilangkan kaki, mengungkapkan banyak hal tentang kita serta orang
lain.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian pesan non verbal.
2.
Bagaimana tanda,
simbol dan kode.
3.
Sebutkan dan
jelaskan ciri-ciri pesan non verbal.
4.
Sebutkan dan
jelaskan fungsi-fungsi pesan non verbal.
5.
Sebutkan dan
jelaskan jenis-jenis pesan non verbal.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Non Verbal
Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa
kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai
daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis
komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat
tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang
mau diungkapkan karena spontan.[4]
Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain
kata-kata sendiri. Ini mencakup
bagaimana kita mengucapkan kata-kata (infleksi, volume), fitur, lingkungan yang
mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan benda-benda yang mempengaruhi
citra pribadi dan pola interaksi (pakaian, perhiasan, mebel).[5]
Di
dalam kehidupan komunikasi non verbal lebih banyak digunakan daripada
komunikasi verbal, di dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi ini
ikut di gunakan. Sebab komunikasi non verbal sifatnya tetap dan selalu ada.
Komunikasi non verbal terbilang lebih jujur dalam mengungkapkan hal-hal yang
akan di ungkapkan karen komunikasi ini spontan.
Kaitannya
dengan komunikasi non verbal, dalam Al-Quran terdapat ayat mengenai komunikasi non verbal yang digunakan Rasulullah ketika
berbicara dengan Ibnu Ummi
Maktum. Yakni dalam Surat Abasa ayat
1-3 :
}§t6tã #¯<uqs?ur ÇÊÈ br& çnuä!%y` 4yJôãF{$# ÇËÈ $tBur y7Íôã ¼ã&©#yès9 #ª1¨t ÇÌÈ
Artinya
:
Dia
(Muhammad
bermuka masam
dan berpaling
(1)
Karena telah datang seorang buta kepadanya (2)
Tahukah kamu barangkali ia ingin
membersihkan dirinya (dari dosa)(3)
Menurut riwayat, pada suatu ketika
Rasulullah SAW menerima dan berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka
masuk Islam. Dalam pada itu datang
Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang
buta
yang mengharap agar Rasulullah SAW membacakan kepadanya ayat-ayat Al-Quran yang
telah diturunkan Allah SWT tetapi Rasulullah SAW bermuka
masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi
Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah terhadap Ibnu Ummi Maktum.
Pada
ayat tersebut, terlihat jelas komunikasi non verbal yang
dilakukan Rasulullah
ketika
diajak berbicara
dengan Ibnu Ummi Maktum
yakni bermuka masam dan memalingkan muka. Arti dari komunikasi non verbal tersebut yakni,
Rasulullah enggan
untuk diajak berbicara dengan Ibnu
Ummi Maktum dikarenakan
lebih memilih untuk
berbincang-bincang dengan pemuka kaum Quraisy. Dalam komunikasi non verbal, bermuka masam dan juga memalingkan muka termasuk dalam klasifikasi pesan kinesis, yakni pesan emblem dan affect display yang
menggunakan gerakan
tubuh atau ekspresi wajah dan
mimik
wajah sebagai alat penyampaian pesan
non verbalnya.
B. Tanda, Simbol dan Kode Pesan Non Verbal
Dalam komunikasi, pesan
nonverbal yang berupa tanda dan simbol, memainkan peranan penting dalam
kehidupan manusia, walaupun hal ini sering kali tidak kita disadari. Baik
secara sadar maupun tidak sadar, dengan maksud maupun tidak dengan maksud,
seseorang mengirim dan menerima pesan nonverbal. Bahkan seseorang membuat
penilaian dan keputusan berdasarkan pesan nonverbal tersebut. Pesan atau
perilaku nonverbal menyatakan pada seseorang bagaimana menginterprestasikan
pesan-pesan lain yang terkandung didalamnya. Komunikasi non verbal dapat berupa
bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan/perbuatan (action) atau objek (object).[6]
1.
Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh yang berupa raut wajah,
gerak kepala, gerak tangan,, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan,
isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.
2.
Tanda
Dalam komunikasi nonverbal tanda
mengganti kata-kata, misalnya, bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut,
udara; aba-aba dalam olahraga.
3.
Tindakan/perbuatan
Ini sebenarnya tidak khusus
dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya,
menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada waktu
meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung makna
tersendiri.
4.
Objek
Objek sebagai bentuk komunikasi
nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu.
Misalnya, pakaian, aksesori dandan, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan,
hadiah.
C. Ciri-ciri Pesan Non Verbal
1. Isyarat
nonverbal bersifat komunikatif
Dalam
satu interaksi, setiap perilaku nonverbal selalu mengkomunikasikan sesuatu.
Dengan kata lain,kita tidak mungkin tidak bertingkah laku, contoh diam. Saat
diam, kita juga sudah mengkomunikasikan sesuatu, duduk diam mendengarkan musik.
Apa yang sedang dilakukan atau tidak dilakukan, sengaja atau tidak sengaja, di
situ ada pesan yang dapat dibaca atau ditafsirkan oleh orang lain. Devito
menyebutkan gerakan otot di sekitar mata, tingkat kontak mata, atau cara mereka
saling memandang, semua memberikan petunjuk bagi kita untuk memberi penilaian.
Setiap perilaku itu mempunyai makna, masing-masing melakukan komunikasi.
2. Isyarat
nonverbal bersifat kontekstual
Artinya
pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada konteksnya
(tempat, waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang wanita di bis kota
dan dimeja poker beda maknanya. Kedipan di meja poker akan mendapat uang
banyak, kedipan di bis kota, sifatnya menggoda.
3. Isyarat
nonverbal bersifat paket
Perilaku
nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh, biasanya bersifat
paket. Semua bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk komunikasikan makna
tertentu. Misalnya, kita ingin mengetahui seseorang sedang marah atau tidak,
maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata verbalnya diikuti isyarat
nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang memegang, dahi berkerut, dan sikap yang
sedang siap untuk berkelahi.
4. Isyarat
nonverbal dapat dipercaya
Hasil
peneletian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan antara bahasa
verbal dan nonverbal pun berdusta. Hasil penelitian para akhli juga menemukan,
biasanya orang berbohong saat berbicara, menggunakan kata-kata lebih sedikit.
Orang yang berbohong cenderung menggunakan jeda (pause) yang lebih lama,
sebelum menjawab pertanyaan. Ciri lain orang berbohong, mereka yang menggunakan
kata-kata yang konkret. Mereka biasanya menggunakan istilah-istilah yang umum
seperti, “Yah, seperti itulah”. Mereka juga jarang menyebutkan nama tempat atau
nama orang secara spesifik. Ciri lainnya adalah saat bicara sering menutup
mulutnya dengan tangan yang posisi ibu jarinya di pipi.
5. Isyarat
nonverbal dikendalikan oleh aturan
Ada
beberap aturan-aturan yang berlaku dalam proses nonverbal. Hanya memiliki
kedudukan lebih tinggi yang boleh menyentuh pundak. Misal seorang direktur
menyentuh pundak bawahannya, bukan bawahannya yang menyentuh pundak
direkturnya, risikonya akan dipecat. Selain itu, bila atasannya ingin berdiri
di dekat bawahannya, maka posisinya cenderung lebih dekat dibanding bila sang
bawahan yang memiliki keinginan untuk mendekat, pasti jarak bawahan lebih jauh.
6. Isyarat
nonverbal bersifat metakomunikasi
Antara
pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal dengan isyarat nonverbal,
atau isyarat nonverbal dengan isyarat nonverbal) saling berhubungan, saling
mengkomunikasikan, dan saling menguatkan. Misalnya, seorang sales sedang
menawarkan produknya kepada calon customer-nya. Ia tidak hanya
berkomunikasi secara verbal, tetapi juga berkomunikasi nonverbal. Kata-katanya,
penampilan tubuh, gaya rambut, cara berpakaian, jam tangan,dan cara berjalan,
semua mengkomunikasikan dirinya serta produk yang ditawarkan.
D. Fungsi-fungsi pesan non verbal.
Komunikasi nonverbal dapat
menjalankan sejumlahh fungsi penting. Periset nonverbal mengidentifikasi enam
fungsi utama, yaitu :[7]
1.
Menekankan
Yaitu menggunakan komunikasi
nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan
nonverbal. Misalnya saja, anda mungkin tersenyum untuk menekankan kata atau
ungkapan tertentu, atau anada dapat memukulkan tangan anda kemeja untuk
menekankan suatu hal tertentu.
2.
Melengkapi (complement)
Yaitu komunikasi untuk memperkuat
warna atau sikap umum yang di komunuikasikan oleh pesan nonvrebal. Jadi, anda
mungkin tersenyum ketika menceritakan ketidak jujuran seseorang.
3.
Kontradiksi
menolak pesan verbal atau memberikan
makna lain terhadap pesan verbal.
4.
Mengatur
Yaitu gerak-gerik nonverbal dapat
mengendalikan atau mengisyarakatkan keinginan anada untuk mengatur arus pesan
verbal.
5.
Mengulangi
Yaitu mengulangi atau merumuskan
ulang makna dari pesan verbal.
6.
Menggantikan
Yaitu
komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal.
Dengan
fungsi-fungsinya seperti di atas maka jelas
komunikasi nonverbal merupakan salah satu bagian penting komunikasi manusia.
Hubungan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal berdasarkan
fungsi-fungsi di atas, bisa menggantikan komunikasi verbal. Namun, yang terasa
lebih banyak adalah saling menguatkan dan saling melengkapi antara komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal. Pesan-pesan yang disampaikan secara verbal
diperkuat dan dilengkapi dengan pesan-pesan nonverbal. Sebagai contoh,
perhatikan sajalah peminta-minta di jalan yang cara bicaranya memelas,
berpakian lusuh, posisi badan membungkuk dan tangan dijulurkan sambil
berbicara, ”Kasihaaaan, pak” atau ”kasihaaaaaaan, bu”.
Komunikasi
verbal digantikan komunikasi nonverbal yang paling mudah kita temukan adalah
rambu lalu lintas. Bisa dibayangkan apabila pak polisi harus menyampaikan
secara verbal bahwa di ruas jalan ini kendaraan dilarang parkir, di lajur
sebelah sana kendaraan dilarang berhenti. Kita tentunya akan membutuhkan sangat
banyak polisi lalu lintas karena menyampaikan pesan-pesan seperti kepada
pengguna jalan raya atau kalau rambu lalu-lintas tersebut bukan dalam bentuk
komunikasi nonverbal melaikankan komunikasi verbal maka akan sangat besar
ukurannya karena harus memuat tulisan yang cukup panjang dan berukuran besar
agar bisa terbaca oleh pengguna jalan raya, seperti penunjuk arah tempat di
jalan.
E. Jenis-jenis pesan Non verbal
Sangat banyak cara untuk melakukan
komunikasi verbal kepada lawan bicara, ada sembilan jenis pesan nonverbal yang
dianggap penting, kesepuluh jenis itu adalah :[8]
1.
Bahasa tubuh
Setiap anggota tubuh seperti wajah,
tangan kepala, dan kaki, secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat
simbolik. Ada empat gerakan tubuh yang mencerminkan bahasa tubuh:
a.
Isyarat tanga
Isyarat tangan termasuk apa yang
disebut emblem yang punya makna dalam suatu budaya atau subkultur. Contohnya
untuk menunjuk diri sendiri orang Indonesia menunjuk dadanya dengan telapak
tangan atau jari telunjuk. Penggunaan isyarat tangan dan maknanya jelas berlainan
dari budaya ke budaya.
b.
Gerakan kepala
Di beberapa negara, anggukan kepala
malah berarti “tidak”, seperti di Bulgaria. Sementara isyarat untuk “ya” di
negara itu adalah menggelengkan kepala. Orang Indonesia, sebaliknya
menganggukan kepala utuk menyatakan setuju.
c.
Postur tubuh dan posisi kaki
Postur tubuh sering bersifat
simbolik. Beberapa postur tubuh tertentu diasosiasikan dengan status sosial dan
agama tertentu. Status seseorang memengaruhi postur tubuhnya ketika ia
berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang berstatus tinggi umumnya mengatur
postur tubuhnya secara lebih leluasa daripada orang yang berstatus rendah.
d.
Ekspresi wajah dan tatapan mata
Banyak orang menganggap perilaku
nonverbal yang paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah meskipun mulut
tidak berkata-kata. Sebagian pakar mengakui, terdapat beberapa keadaan
emosional yang dikomunikasikan oleh ekspresi wajah.
e.
Kontak mata punya dua fingsi
Pertama, fungsi pengatur, untuk
memberi tahu orang lain apakah Anda akan melakukan interaksi dengan orang itu
atau tidak. Kedua, fungsi ekspresif, memberi tahu orang lain bagaimana
perasaan Anda terhadapnya.
2.
Sentuhan
Sentuhan bisa merupakan tamparan,
pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan, jabat tangan, hingga
sentuhan lembut sekilas. Menurut Heslin, terdapat lima kategori sentuhan,
yaitu:
a.
Fungsional-profesional, yaitu Sentuhan
bersifat “dingin” dan berorientasi bisnis, misalnya pelayan toko membantu
pelanggan memilih pakaian.
b.
Sosial-sopan, yaitu Membangun dan
memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku, misalnya
berjabat tangan.
c.
Persahabatan-kehangatan, yaitu Meliputi
setiap sentuhan yang menandakan afeksi misalnya dua orang yang saling merangkul
setelah lama berpisah.
d.
Cinta-keintiman, yaitu Merujuk pada
sentuhan yang menyatakan keterikatan emosional atau ketertarikan, misalnya mencium
pipi orang tua.
e.
Rangsangan-seksual, yaitu Motif
sentuhannya bersifat seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta
atau keintiman.
3.
Parabahasa
Parabahasa merujuk pada aspek-aspek
suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara,
tinggi-rendah nada, volume suara, intonasi, warna suara, dialek, suara gemetar,
siulan, tangis, gumaman, dan sebagainya. Setiap karakteristik suara ini
mengkomunikasikan emosi dan pikiran kita. Suara yang terengah engah menandakan
kelamahan.
4.
Penampilan fisik
Penampilan fisik mencakup dua aspek:
Busana serta karakteristik fisik. Busana misalnya orang-orang memakai pakaian
serba hitam saat meninggal. Pilihan orang atas busananya juga mencerminkan
kepribadian, apakah ia orang yang religius, modern, atau berjiwa muda.
Sementara daya tarik fisik merupakan
ciri penting dalam banyak teori kepribadian, meskipun bersifat implisit. Orang
yang menarik secara fisik dinilai lebih pandai bergaul, luwes, tenang, menarik,
dan berhasil dalam karier.
5.
Bau-bauan
Para ahli menganalogikan bau badan
setiap orang dengan sidik jari, karena merupakan ciri khas setiap orang yang
tidak sama dengan bau badan setiap orang lainnya. Kita dapat menduga bagaimana
sifat seseorang dan selera masakannya atau kepercayaannya berdasarkan bau yang
berasal dari tubuhnya dan dari rumahnya. Victor Hugo mengatakan, “Tidak sesuatu
pun membangkitkan kenangan seperti suatu bau.” Bau parfum tertentu boleh jadi
mengingatkan kita pada seseorang yang khusus.
6.
Orientasi Ruang dan Jarak Pribadi
Setiap orang, baik ia sadar atau
tidak, memiliki ruang pribadi imajiner yang bila dilanggar, akan membuatnya
tidak nyaman. Ruang pribadi kita identik dengan wilayah tubuh, satu dari empat
kategori wilayah yang digunakan manusia. Ketiga wilayah lainnya adalah: wilayah
pubil, yakni tempat yang secara bebas dimasuki dan ditinggalkan orang; wilayah
rumah, yakni wilayah publik yang bebas dimasuki dan digunakan orang yang
mengakui memilikinya; dan wilayah interaksional, yakni tempat pertemuan yang
memungkinkan semua orang berkomunikasi secara informal seperti tempat pesta
atau tempat cukur.
7.
Konsep Waktu
Waktu menentukan hubungan
antarmanusia. Waktu berhubungan erat dengan perasaan hati dan perasaan manusia.
Bila kita selalu menepati waktu yang dijanjikan, maka komitmen kita pada waktu
memberikan pesan tentang diri kita.
8.
Diam
Dalam beberapa budaya, diam kurang
disukai daripada berbicara. Kita menghargai pembicaraan untuk melepaskan
ketegangan dan sebagai tanda kehidupan yang baik. Bila seorang dosen bertanya
kepada mahasiswa, dan mahasiswa diam cukup lama sebelum menjawab, mahasiswa
dapat dianggap berpikir lambat, mempermainkan dosen, atau abnormal. Dalam
beberapa budaya lain, diam justru menyenangkan. Diam dalam budaya jepang saat
mengantarai satu kalimat dengan kalimat lainnya adalah hal yang wajar.
Faktor-faktor yang memengaruhi diam antara lain: durasi diam, hubungan antara
orang-orang yang bersangkutan, dan situasi atau kelayakan waktu.
9.
Warna
Warna sering digunakan untuk
menunjukkan suasana emosional, cita rasa, bahkan keyakinan agama. Contohnya,
warna merah muda sebagai warna feminin, warna biru adalah warna maskulin, warna
putih sering bermakna positif, suci, murni, atau bersih.
10. Artefak
Artefak
adalah benda apa saja yang dihasilkan kecerdasan manusia. Benda-benda yang
digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sering mengandung makna
tertentu. Motor Harley Davidson bila terpajang di rumah seseorang, kita tahu
bahwa pemiliknya adalah orang berduit.
F. Komunikasi Non Verbal : Waktu Dalam Kontek Aceh
Sebagaimana
kita ketahui bersama waktu itu adalah hubungan antar manusia dan manusia pada
umumnya di pengaruhi oleh budayanya masing masing. waktu juga sangat erat
kaitannya dengan perasaan hati dan perasaan perasaaan manusia. Meskipun demikian kita melihat dan menilai sendiri yang terjai di kalangan
( lingkungan ) kita sekarang masyarakat pada umumnya menggunakan waktu itu
semena mena. Maka banyak yang mengatakan kalau di aceh ini kronologi waktunya
seperti jam karet “ kenapa kita katakan demikian?
Karena itu semua fakta yang menyatakan demikian di ruang lingkup aceh
misalnya ada sebuah acara di di buat di suatu tempat di aceh ini dan tertera di
undangan jam 08 : 00 wib. Namun masyarakat aceh pada umumnya hadir jam 9 bahkan
ada yang lebih terlambat lagi, kita sering sekali tidak menempatkan waktu itu
sesuai janji yang telah kita ucapkan.
Dalam
konteks aceh waktu itu lebih kepada polikroniknya, karena pada umumnya
masyarakat aceh itu menggunakan waktu lebih santai ketimbang orang barat sana
yang menggunakan waktu secepat mungkin. Kalau orang barat lebih menghargai waktu. Tepat waktu dan sering
tercapainya suatu tujuan dengan baik ketimbang orang kita aceh yang selalu
memperlambat lambatkan waktu.
Faktor
inilah yang di anut oleh masyarakat aceh sekarang ini telah membudaya di dalam
lingkungan kita, tidak sadar ia seorang manusia harus menggunakan waktu sebaik
baik mungkin. Pada intinya masyarakat aceh sama sekali tidak menghormati waktu
dan melalai lalaikan waktu, tidak tau ia bahwa waktu yang dia lalaikan itu
adalah seebuah kerugian besar yang telah dia lakukan. Kita lihat orang barat kita ambil sampel mahasiswa, mereka bahkan
mengunakan skate board untuk pergi kuliah begitulah mereka mengahargai sebuah
waktu. Kita di aceh ini sebaliknya kita beli skate board ( sepatu roda ) untuk
bermain main di lapangan dan berolah raga.
Budaya aceh yang sangat jauh bedanya dengan budaya barat sana
misalnya seorang mahasiswa di kasih tugas oleh dosennya kemudian dia
mempermainkan waktu untuk bermain game house bukan untuk membuat tugas. Betapa
sayangnya kalau itu terus berlanjut generasi ke generasi di bumi aceh serambi
mekah ini yang seperti ini.
Banyak yang menanyakan aceh ini kenapa tidak maju maju. Itulah sebabnya
aceh tidak maju di kalangan pemerintahan juga tidak menghargai waktu.pergi ke
kantornya telat dan pulangnya paling cepat. Masyarakat harus menunggu ber jam
jam untuk menemui seorang pejabat agar masalah yang sedang melanda di
lingkungan tersebut cepat selesai namun seorang pejabat tersebut dia
mempermainkan waktu di warung kopi di pendopo ,,maka itulah yang membuat aceh
ini kurang mendapatkan pelayanan terbaik bagi masyarakat semua
Budaya yang
seperti ini seudah menjadi hal yang biasa dan tidak di pikirkan lagi oleh
masyarakat aceh dan ada yang mengatakan “ pe tapeugah , dak tapeugah that cit
ka lagenyan” Padahal kata seperti ini segera kita hindari demi untuk
tercapainya sebuah kesuksesan atau kesejahteraan pada diri kita sendiri
khusunya dan masyarakat aceh pada umumnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain
kata-kata sendiri yang mencakup bagaimana kita mengucapkan kata-kata (infleksi,
volume), fitur, lingkungan yang mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan
benda-benda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian,
perhiasan, mebel).
2. Dalam
komunikasi, pesan nonverbal yang berupa tanda dan simbol, memainkan peranan
penting dalam kehidupan manusia, walaupun hal ini sering kali tidak kita
disadari. Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan/perbuatan
(action) atau objek (object).
3. Ciri-ciri
komunikasi non verbal adalah 1) Isyarat nonverbal bersifat komunikatif, 2) Isyarat
nonverbal bersifat kontekstual, 3) Isyarat nonverbal bersifat paket, 4) Isyarat
nonverbal dapat dipercaya, 5) Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan, dan
5) Isyarat nonverbal bersifat metakomunikasi.
4. Komunikasi
nonverbal dapat menjalankan sejumlahh fungsi penting. Periset nonverbal
mengidentifikasi enam fungsi utama, yaitu : Menekankan, Melengkapi
(complement), Kontradiksi, Mengatur, Mengulangi, dan Menggantikan.
5. Ada sembilan
jenis pesan nonverbal yang dianggap penting, kesepuluh jenis itu adalah :
Bahasa tubuh, Sentuhan, Parabahasa, Penampilan fisik, Bau-bauan, Orientasi
Ruang dan Jarak Pribadi, Konsep Waktu, Diam, Warna dan Artefak.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus Hardjana, Komunikasi
Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius, 2003.
Joseph A Devito,
Komunikasi Antar Manusia, Jakarta: Profesional books, 1994.
Julia T. Wood, Communication
in Our Lives, USA: University of North Carolina at Capital
Hill, 2009.
Muhammad Ahmad Al-‘Aththar, The
Magic of Communication, Jakarta: Zaman, 2012.
Mulyana, Komunikasi
Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009.
Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar
Teori Komunikasi; Analisis dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2008.
[1]Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar
Teori Komunikasi; Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008),
h. 5
[2]Muhammad Ahmad Al-‘Aththar, The
Magic of Communication, (Jakarta: Zaman, 2012), h. 10
[3]Agus Hardjana, Komunikasi
Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003),
h. 22.
[4]Agus M. Hardjana, Komunikasi
Intrapersonal & Komunikasi..., h. 24.
[5]Julia T. Wood, Communication
in Our Lives, (USA: University of North Carolina at Capital
Hill, 2009), h. 131.
[6]Julia T. Wood, Communication
in Our Lives..., h. 131
[7]Joseph A Devito, Komunikasi
Antar Manusia, (Jakarta: Profesional books, 1994), h. 178
[8]Mulyana, Komunikasi
Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2009), h. 353-433.
0 Response to "Makalah pesan non verbal"
Post a Comment